Dalam dua periode terakhir pemerintahan Presiden SBY, ada beberapa kebijakan yang diprogramkan untuk pemerataan kesejahteraan, untuk menolong masyarakat miskin. Beberapa program tersebut misalnya Raskin (Beras untuk rakyat miskin), BLT -Bantuan Langsung Tunai (uang) dan Penguatan Usaha mikro melalui Kredit untuk usaha dan lain-lainnya. Tentu ini adalah salah satu bentuk perhatian yang sangat luar biasa dari pemerintah.
Menurut data BPS angka kemiskinan di Indonesia menurun signifikan.Hanya saja kalangan pengamat masih mempertanyakan karena ukuran kemiskinan Indonesia dinilai terlalu rendah.Pendapatan perkapita yang disodorkan juga tidak mencerminkan realitas pertumbuhan ekonomi, karena hanya meningkat di segmen menengah atas.
Apa yang terjadi di Indonesia nyaris sama dengan masa-masa 160 tahun lalu yang melatar belakangi perkembangan CU (credit Union) awal. Kemiskinan akibat resesi dunia yang disebabkan Perang Dunia, begitu parah.Raiffeisen seorang pejabat Walikota di Jerman, membuat berbagai kebijakan untuk mengatasi kemiskinan warganya. Langkah yang dilakukan adalah memberikan roti dan bahan makanan. Tetapi ternyata langkah itu hanya membuat masyarakat makin tergantung. Kemudian ia membuat kebijakan lain agar masyarakat
bisa mengembangkan usaha dengan memberikan uang, tetapi uang banyak diselewengkan dan tanggung jawab atas dana tersebut sangat rendah. Langkah kedua inipun gagal.Ia melihat bahwa bantuan-bantuan yang diberikan untuk membantu masyarakat keluar dari kemiskinan justru seperti menggarami lautan. Mereka menjadi makin tergantung dan akan kembali kekondisi seperti semula begitu bantuan dihentikan.
Dalam beberapa kesempatan ia melihat ada beberapa kelompok kecil masyarakat di pinggiran kota yang nampak luar biasa. Mereka solid, mandiri, dengan solidaritas serta tanggung jawab komunitas yang begitu besar dan memiliki semangat tinggi untuk meraih hidup yang lebih baik bersama-sama, bahkan tanpa mengharapkan bantuan dari pemerintah.Mereka adalah komunitas-komunitas Credit Union (CU) awal.Raiffeisen sangat tertarik dengan hal ini dan mencoba mempelajari lebih dalam. Dan akhirnya ia sampai pada kesimpulan bahwa untuk keluar dari kemiskinan hanya bisa dimulai dari si miskin itu sendiri.
Kekuatan terbesar untuk keluar dari kemiskinan ada pada diri mereka sendiri.Dengan kemauan yang sungguh-sungguh untuk bangkit dan dibangun dengan basis kebersamaanuntuk membangun kekuatan dari mereka sendiri dengan saling mempercayai. Sejak saat itu Raiffeisen aktif mengkampanyakan CU. Dalam perkembangannya kemudian CU mulai dikembangkan ke luar Jerman bahkan sampai ke Indonesia.
Bantuan-bantuantidak akan banyak membantu, tetapi justru akan mengebiri semangat juang dan membuat tergantung. Sudah waktunya semua bangkit untuk meraih kesejahteraan dengan kemampuan diri sendiri.Jangan menunggu bantuan dari pemerintah atau siapapun. Karena setiap orang memiliki kemampuan dan kekuatan untuk itu, dan CU adalah kendaraan yang akan mempercepat dan memper-mudah untuk sampai ke tujuan.
No comment yet, add your voice below!