Seorang istri mengeluhkan anggaran belanja yang ngepres dari suami sehingga ia kesulitan untuk mengatur belanja keluarga, di sisi lain suami merasa Istrinya terlalu boros uang sehingga sangat berhati hati mempercayakan uang pada istri. Anak juga merasa orang tuanya terlalu pelit memberi uang saku, atau istri yang menjadi curiga uang suami lari ketempat lain. Gambaran-gambaran ini menunjukan belum terbukanya pengelolaan keuangan dalam keluarga.
Tanggung Jawab Bersama
Tidak peduli siapa yang bekerja atau yang menyumbang penghasilan dalam keluarga entah suami, entah istri, kondisi keluarga dan masa depan keluarga berada dalam tanggung jawab seluruh anggota keluarga termasuk anak-anak. Keluarga ibarat sebuah perahu dan anggota keluarga adalah awak perahunya. Kepala keluarga memegang kemudi, namun dia saja yang bergerak maka perahu tidak akan terarah dengan sempurna bahkan bisa kehilangan kendali.
Agar bisa bergerak ketujuan dengan efektif semua awak harus bekerjasama dan kompak.Demikian juga dalam pengaturan keuangan keluarga, khususnya dalam menyususun anggaran keluarga.Menyusun anggaran keluarga dan mengelola keuangan keluarga adalah salah satu bagian kegiatan dalam menjalankan mesin kapal keluarga. Jangan sampai ada yang merasa dilupakan, jangan
Sampai ada ketidak puasan diantara anggota keluarga bahkan kecurigaan. Hal seperti itu adalah bibit penyakit yang akan mengganggu keharmonisan dan perjalanan kapal keluarga. Untuk itu ada hal yang patut diperhatikan dalam menyusun anggaran keluarga yaitu :
1. Keterbukaan. Suami dan Istri harus saling terbuka terkait jumlah penghasilan mereka. Hal ini penting untuk menjaga saling percaya, memudahkan dalam pengelolaan keuangan dan menghindari potensi persoalan dibelakang hari akibat perilaku tidak bertanggug jawab.
2. Dialog. Sisihkan waktu khusus untuk membicarakan keuangan keluarga khususnya untuk membuat perencanaan alokasi anggaran dan pembelanjaan. Dihitung bersama dan disepakati.
Perhatikan kebutuhan semua. Semua anggota keluarga boleh menyampaikan usulan-usulan kebutuhan yang akan dipenuhi. Ini penting diperhatikan karena mereka masing-masing paling tahu kebutuhannya.
4. Kompromi. Meskipun semua boleh mengusulkan kebutuhannya namun pada akhirnya harus diambil langkah kompromi untuk menentukan priorita kebutuhan yang harus didahulukan atau nilai dana yang bisa disediakan.
Cinta. Cinta adalah dasar dari setiap aktivitas keluarga, tujuan untuk memberikan yang terbaik bagi keluarg. Dengan begitu setiap persoalan lebih mudah dipahami dan dicari solusi secara bersama.
No comment yet, add your voice below!